Publikasi

  • Linking crustacean life history to fishery management controls and reference points
    Pengelolaan perikanan crustacea sering kali terbatas oleh ketersediaan data, dan model pengkajian stok yang digunakan pada perikanan ikan bersirip (finfish) seringkali tidak sesuai untuk crustacea yang memiliki keunikan tersendiri pada parameter riwayat hidupnya. Keterbatasan kemampuan pemodelan dan ketersediaan data menjadi tantangan untuk menentukan status stok crustacea menggunakan titik acuan biologi berbasis model (BRPs), namun BRPs adalah komponen kunci dari pengelolaan perikanan yang efektif
  • Evaluating adaptive management frameworks for data-limited crustacean fisheries
    Perikanan crustacea (rajungan, kepiting,lobster, dll) merupakan sumber daya perikanan yang semakin penting bagi keamanan pangan dan pertumbuhan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang, namun banyak perikanan crustacea di Asia yang menghadapi tantangan dalam pengelolaan dan pemantauan karena keterbatasan data dan kapasitas ilmiah. Penelitian ini mengevaluasi penerapan tiga kerangka pengelolaan perikanan adaptif (FISHE, FishPath, dan DLMtool) untuk perikanan crustacea dan mengidentifikasi kebutuhan data dan pemodelan serta kesenjangan pengelolaan pada perikanan tersebut
  • Study on the gender analysis of blue swimming crab fishery in Lampung
    Peran perempuan dalam sektor perikanan rajungan di Lampung merupakan komponen vital namun seringkali kurang diakui dalam rantai nilai perikanan. Penelitian ini mengidentifikasi peran perempuan di sektor perikanan rajungan di Lampung mulai dari pra-produksi, produksi, hingga pasca-produksi

Materi grafis

  • Pemberdayaan Kelompok Perempuan di Sektor Perikanan Rajungan 
    Perikanan rajungan di Provinsi Lampung tidak hanya berkontribusi bagi pendapatan provinsi, namun juga membuka peluang bagi keterlibatan komunitas lokal, khususnya kelompok perempuan. DKP Provinsi Lampung, Environmental Defense Fund, Mitra Bentala, dan IPB mendukung peran serta kelompok perempuan dalam mewujudkan perikanan rajungan berkelanjutan.
  • Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Rajungan di Pesisir Timur Provinsi Lampung
    Dalam mengelola perikanan rajungan, Pemerintah Provinsi Lampung membentuk sebuah wadah pemangku kepentingan bernama Tim Pengelolaan Perikanan Rajungan Berkelanjutan (TPPRB) yang salah satu inisiatifnya membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan rajungan.
  • Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas)
    Pokmaswas adalah komponen masyarakat yang membentuk kelompok dan ikut serta dalam melakukan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di tingkat lapangan. Kelompok ini berperan penting dalam mendukung pemerintah dalam mewujudkan praktik perikanan berkelanjutan.
  • Buku Saku Pokmaswas
    Buku ini memuat tentang landasan hukum Pokmaswas, tugas dan fungsi, alur pelaporan Pokmaswas, dan hal terkait lainnya. 
  • Pemberdayaan Kelompok Perempuan Melalui Pengolahan Produk Samping Rajungan
    Kegiatan ekspor rajungan menghasilkan limbah cangkang (yang kaya akan kalsium dan fosfor) dan lemak rajungan. DKP Provinsi Lampung, Environmental Defense Fund, dan IPB mendukung peran kelompok perempuan mengolah cangkang dan lemak rajungan menjadi produk bernilai tambah. Selain mengoptimalkan hasil samping rajungan, kelompok perempuan juga berkontribusi memastikan akses terhadap sumber protein lokal bagi komunitasnya dan menciptakan sumber pendapatan alternatif bagi rumah tangganya.
  • Forum Nelayan Rajungan
    Forum Nelayan Rajungan tingkat Kabupaten dan Provinsi yang beranggotakan KUB, Pokmaswas, dan Poklahsar dibentuk untuk menyuarakan aspirasi nelayan kepada para pengambil keputusan. Berbagai kegiatan telah dilakukan forum untuk mendukung praktik perikanan berkelanjutan.
  • Kawasan Konservasi Suaka Perikanan Way Kambas
    Sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mewujudkan perikanan rajungan yang lestari, pada awal tahun 2023 dibentuk Kawasan Konservasi Suaka Perikanan Way Kambas melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 2 Tahun 2023.