Program Kami

Dua orang nelayan sedang melepas rajungan dari alat tangkap jaring mereka.

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi laut dan sumber daya perikanan yang luar biasa. Dengan garis pantai sepanjang lebih dari 95.000 kilometer dan area laut yang mencakup sekitar 70% dari total wilayah negara, Indonesia menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati laut yang kaya dan beragam. Sumber daya perikanan Indonesia berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional dan global, serta menjadi sumber mata pencaharian bagi jutaan masyarakat pesisir. Sektor perikanan Indonesia didominasi oleh nelayan kecil, yang menyumbang lebih dari 90% dari total aktivitas perikanan nasional.  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat pada tahun 2020, dari 1.333.480 kapal ikan yang beroperasi di perairan Indonesia, mayoritas merupakan armada kecil dengan 96% kapal berukuran kurang dari 10 GT, dan bahkan 89% di antaranya berukuran di bawah 5 GT.

Sekelompok nelayan mengangkut hasil tangkapan mereka.
Seorang nelayan sedang melepas rajungan dari jaring.

Namun, kekayaan laut ini kini menghadapi ancaman serius, di antaranya adalah degradasi stok habitat dan penangkapan berlebih. Perubahan iklim global juga menjadi tantangan lainnya dalam perikanan. Perubahan pola cuaca dan kenaikan suhu air laut berdampak negatif terhadap ekosistem laut dan stok ikan, mengancam sektor perikanan tangkap dan ketahanan pangan. Menghadapi tantangan ini, diperlukan pengelolaan perikanan yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga tahan terhadap perubahan iklim untuk mendukung ekonomi biru.

Environmental Defense Fund (EDF) bekerja di Indonesia di bawah Memorandum Saling Pengertian dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tahun 2019. EDF bermitra dengan akademisi, pemangku kepentingan lokal, dan mitra LSM untuk mengembangkan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, guna menjaga ekosistem perairan Indonesia sekaligus memberi manfaat bagi masyarakat pesisir.

EDF bekerja pada lima program utama, yaitu:

Adapun wilayah kerja EDF mencakup Provinsi Lampung, Jawa Barat, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Wilayah kerja EDF di Indonesia

EDF juga menjadi bagian dari proyek USAID Bersama Kelola Perikanan (USAID Ber-IKAN), salah satu kegiatan Grant Implementation Agreement on Marine and Fisheries Portfolio (GIA-MFP) periode 2022-2027 yang merupakan kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan The United States Agency for International Development (USAID) Indonesia. Dalam proyek ini, EDF mengambil peran utama dalam kegiatan yang bertujuan untuk  meningkatkan adopsi dan kepatuhan terhadap kebijakan perikanan berbasis bukti untuk perikanan prioritas. USAID Ber-IKAN bekerja di dua Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), yakni WPP 711 yang meliputi Provinsi Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat, serta WPP 715 yang mencakup Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat. Adapun spesies target bervariasi antar wilayah, dengan WPP 711 berfokus pada rajungan, ikan kembung, dan kakap/kerapu, sementara WPP 715 menargetkan tuna, layang, dan kakap/kerapu.